Hubungan Antara Riwayat Pedati Gede Pekalangan dengan Sejarah Tokoh Pangeran Walangsungsang

Main Article Content

Hendhy Nansha
Agus Sachari
Setiawan Sabana
Y. Martinus Pasaribu

Abstract

Pedati Gede Pekalangan is a historical artifact found in the Pekalangan area, Cirebon. This cart is one of the oldest vehicles in Cirebon and is a witness to the history of Cirebon. This cart has also used a knockdown system which was an advanced technology of its time. Literature about the origin of this cart is difficult to find, so its history can only be obtained from word of mouth. Prince Wangsakerta in the book Rajya-Rajya I Bhumi Nuswantara states that the Gede Pedati has been around since the 2nd century, but the Cirebon people believe this cart was made in 1449 by Prince Walangsungsang or known as Prince Cakrabuana. This research is an attempt to discover the history of Pedati Gede Pekalangan by studying the journey of Prince Walangsungsang. The method used in this study is the historical method by collecting data through observations of Pedati Gede Pekalangan artifacts, literature studies, and interviews with Pedati Gede Pekalangan caretakers and Cirebon historians. The research concludes that Pedati Gede Pekalangan is a means of transportation that was made during the leadership of Prince Walangsungsang 1445-1479.

Article Details

How to Cite
Nansha, H., Sachari, A., Sabana, S., & Pasaribu, Y. M. (2022). Hubungan Antara Riwayat Pedati Gede Pekalangan dengan Sejarah Tokoh Pangeran Walangsungsang. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, 10(2), 167–182. https://doi.org/10.24164/pw.v10i2.395
Section
Article

References

Bahri, Samsul. 2011. “Identifikasi Jenis dan Berat Kendaraan melalui Jembatan Timbang.” Jurnal Inersia 2 (2): 1–5.

El-Mawa, Mahrus. 2012. “Rekonstruksi Kejayaan Islam di Cirebon: Studi Historis pada Masa Syarif Hidayatullah (1479--1568).” Junantara 3 (100–127).

Erwanto, Heru. 2012. “Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon.” Patanjala 4 (1): 170–83.

Herdiani, Een. 2016. “Metode Sejarah dalam Penelitian Tari.” Jurnal Ilmiah Seni Makalangan 3 (2): 33–45.

Ma’mun, Titin Nurhayati, dan R. Achmad Opan Safari. 2018. Cariyos Walangsungsang. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Miskaningsih. 2018. “Makna Simbolis Ornamen pada Bangunan Utama Vihara Avalokitesvara di Kawasan Banten Lama.” SERUPA - Jurnal Pendidikan Seni Rupa - S1 7 (1): 69–77.

Muslimah. 2017. “Sejarah Masuknya Islam dan Pendidikan Islam Masa Kerajaan Banten Periode 1552--1935.” Jurnal Studi Agama dan Masyarakat IAIN Palangkaraya 13 (1): 136–62.

Salam, Chaerul et al. 2000. Rekayasa Teknologi Abad Ke-17: Pedati Gede. Cirebon: Departemen Pendidikan Nasional Jawa Barat, Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat, Kantor Kota Cirebon.

Siswoyo, Suhandi. 2019. “Arsitektur Masjid Sunan Gunung Jati Cirebon sebagai Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Cina”. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia 8 (1): 56–63.

Sufwan, Fikrul Hanif. 2017. “Kuda Bendi di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat Hingga Akhir Abad Ke-20”. Mozaik Humaniora 17 (1): 53.

Surrany, Lily Eka. 2016. “Traditional Transportation Equipment in Java”. Jurnal Papua 8 (217–231): 218.

Triawan, Denny Wahyu. 2011. “Pedati Gede Ki Gede Pekalangan.” Universitas Pendidikan Indonesia.

Widyastuti, Endang. 2013. “Penguasaan Kerajaan Tarumanegara terhadap Kawasan Hulu di Ci Sadane.” Purbawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi 2 (2): 142–50.

Yani, Ahmad. 2011. “Pengaruh Islam terhadap Makna Simbolik Budaya Keraton.” Holistik 12 (181–196).

Zulfah, Siti. 2018. “Islamisasi di Cirebon: Peran dan Pengaruh Walasungsang Perspektif Naskah Carios Walasungsang.” Tamaddun 6 (1): 172–201